Bismillah Assalamu Alaikum
Dan ingatlah setiap orang tua akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat terhadap apa yang yang telah ia ajarkan kepada anaknya.
Seorang bayi atau anak kecil adalah ibarat kaset
kosong yang siap digunakan untuk merekam apa saja. Dia bisa digunakan
untuk merekam dan menyimpan cacian, umpatan, makian, kemarahan ataupun
hal buruk lainnya. Pun demikian bisa kita gunakan untuk merekam
kata-kata indah penuh kelembutan, perkataan-perkataan bijak penuh
hikmah, senandung kesyukuran, lantunan kalam suci illahi dan hal-hal
bermanfaat dan terpuji lainnya.
Semua itu tergantung pada kita
sebagai pihak yang bertugas memberikan hal-hal yang hendak dia rekam.
Kitalah sekolah pertama bagi mereka. Seorang anak sendiri dalam proses
tumbuh dan kembangnya akan melalui beberapa tahapan pendidikan. Hingga
usia 5 tahun, paling tidak seorang anak akan melewati tahapan pendidikan
pembiasaan, pengenalan hukum, pengenalan disiplin dan membangun
pemahaman dasar dengan pendekatan yang bergerak dari yang bersifat
konkret ke abstrak, dari aqidah ke pengenalan hukum dan konstitusi ,
dari hal-hal pokok ke detil/cabang.
Diantara
pembiasaan yang kita bisa lakukan sejak dini adalah terbiasa disiplin
dan mematuhi peraturan sekolah, terbiasa senyum ramah pada orang, kebiasaan beribadah tepat waktu dan
kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas keseharian kita. Untuk
bisa melakukannya memang mengharuskan kita sebagai orang tua atau guru
harus bisa menjadi teladan pertama dan utama bagi anak. Jadi jika ingin
membiasakan siswa kita taat aturan maka kita pertama harus lebih dulu
taat aturan . Yang perlu diingat oleh kita selaku orang tua guru pada
waktu melakukan proses pembiasaan ini adalah kedisiplinan atau
Ketelatenan. Jangan kadang dilakukan, tapi kadang tidak. Hal itu akan
mempersulit kita meraih keberhasilan.
Kalau kita displin , rasa sulit
atau berat hanya akan kita rasakan di awal-awal kita memulai kebiasaan
baru tersebut saja, berikutnya akan mengalir dengan jauh lebih mudah.
Terkadang, diantara alasan para orang tua atau guru kurang bisa
disiplin melakukan pembiasaan tersebut adalah rasa malas, merasa tidak
ada manfaatnya karena saat itu anak kita belum displin atau masih sering
melanggar peraturan di rumah atau sekolah , merasa masih cukup memiliki
waktu untuk melakukannya di lain waktu, menunggu anak atau siswa kita
lebih besar dan pintar dulu dan beberapa alasan lain yang mungkin lebih
karena ketidaktahuan kita akan potensi daya ingat dan juga dengan
prinsip ala bisa karena biasa. Maka lihatlah, ketika kita selalu
membiasakan anak atau siswa untuk taat dan disilin pada peraturan sejak
dini maka ketika ia dewasa , ia akan tumbuh menjadi anak atau siswa
yang sadar serta taat kepada aturan
Dan ingatlah setiap orang tua akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat terhadap apa yang yang telah ia ajarkan kepada anaknya.